Pages

Subscribe:

Sabtu, 05 Desember 2015



DESAKU yang PERMAI
Selosari adalah desaku yang aku diami sejak aku keluar dari perut ibuku yang amat ku cinta. Dari aku masih kecil dan tak berdaya yang selalu merepotkan kedua orang tuaku, aku sudah berada di desa kecil yang amat ku cinta. Walaupun tidak terlalu besar desaku mampu menampung banyak orang yang mendirikan rumahnya dikawasan desaku.
Aku sangat suka dan nyaman tingggal di desa itu, ditempat itulah aku hidup dan menghabiskan waktuku, di situlah aku meeamukan teman ataupun musuh. Banyak teman itu sangat  menyenangkan. Aku tetap bangga dan bersyukur Tuhan telah memberiku tempat untuk berlindung , walau kadang ingin tinggal di kota yang kelihatannya menyenangkan. Desaku masih asri dan tentram, itupun menurutku entah jika orang lain.

Kadang aku berfirkir betapa baiknya Tuhan yang telah memberikan semua makhluknya tempat berlindung, baik yang taat maupun ingkar padanya. Desaku sangat kaya akan hasil kerajinan kulit,tepatnya di jejeruk yang banyak mempruduksi sepatu kulit, di sekitar rumahku juga ada yang membuatnya di rumahnya masing masing. Hasil kerajinan tersebut di pasarkan atau dijual di jalan Shawo. Desaku masih banyak sawah tempat para petani mencari nafkah untuk keluarganya, sungguh mulia mereka yang mau bekerja untuk keperluan orang banyak. Coba pikirkan jika tiada petani kita akan makan apa? Mereka harus bekerja keras jika musim kemarau mereka akan rugi karena tidak bias memanen hasil karna kurangnya air, lain lagi jika mereka mau mengaliri sawahnya dengan cara lain.


Selain petani warga di desaku yang menghidupi keluarganya dengan membuka usaha toko, baik toko sandang maupun pangan, bang jadi atau mentah. Itulah usaha warga desaku untuk mengais rezeki, begitu indahnya hidupku yang makan tinggal makan mau jajan tinggal mintak itulah hebatnya anak sekarang . Seharusnya para anak dan remaja sekarang bersyukur yang tinggal menikmati hasil dari perjuangan orang tuanya, untuk itu jangan pernah kalian memaksakan kedua orang tua kalian jika mereka tidak mampu membelikannya.

O iya kenapa jadi membahas itu ya, kembali lagi deh ke desaku yang berjasa bagi ku. Desaku juga masih membudayakan gotong royong ya walau sedikit luntur. Biasanya kalau ada yang mendirikan rumah ya masih ada yang bantulah dikit dikit, dan masih ada kerja bakti besih desa juga kalau mau ada acara penting. Ya itulah sedikit ulasan tentang tempat tinggalku yang selama ini menjadi saksi bisu kehidupanku dan masyarakat lainnya.


0 komentar:

Posting Komentar