DESAKU yang PERMAI
Selosari adalah desaku yang aku diami sejak aku
keluar dari perut ibuku yang amat ku cinta. Dari aku masih kecil dan tak
berdaya yang selalu merepotkan kedua orang tuaku, aku sudah berada di desa kecil
yang amat ku cinta. Walaupun tidak terlalu besar desaku mampu menampung banyak
orang yang mendirikan rumahnya dikawasan desaku.
Aku sangat suka dan nyaman
tingggal di desa itu, ditempat itulah aku hidup dan menghabiskan waktuku, di
situlah aku meeamukan teman ataupun musuh. Banyak teman itu sangat menyenangkan. Aku tetap bangga dan bersyukur
Tuhan telah memberiku tempat untuk berlindung , walau kadang ingin tinggal di
kota yang kelihatannya menyenangkan. Desaku masih asri dan tentram, itupun
menurutku entah jika orang lain.
Kadang aku berfirkir betapa baiknya Tuhan yang
telah memberikan semua makhluknya tempat berlindung, baik yang taat maupun
ingkar padanya. Desaku sangat kaya akan hasil kerajinan kulit,tepatnya di
jejeruk yang banyak mempruduksi sepatu kulit, di sekitar rumahku juga ada yang
membuatnya di rumahnya masing masing. Hasil kerajinan tersebut di pasarkan atau
dijual di jalan Shawo. Desaku masih banyak sawah tempat para petani mencari
nafkah untuk keluarganya, sungguh mulia mereka yang mau bekerja untuk keperluan
orang banyak. Coba pikirkan jika tiada petani kita akan makan apa? Mereka harus
bekerja keras jika musim kemarau mereka akan rugi karena tidak bias memanen
hasil karna kurangnya air, lain lagi jika mereka mau mengaliri sawahnya dengan
cara lain.
Selain petani warga di desaku yang menghidupi
keluarganya dengan membuka usaha toko, baik toko sandang maupun pangan, bang
jadi atau mentah. Itulah usaha warga desaku untuk mengais rezeki, begitu
indahnya hidupku yang makan tinggal makan mau jajan tinggal mintak itulah
hebatnya anak sekarang . Seharusnya para anak dan remaja sekarang bersyukur
yang tinggal menikmati hasil dari perjuangan orang tuanya, untuk itu jangan
pernah kalian memaksakan kedua orang tua kalian jika mereka tidak mampu
membelikannya.
O iya kenapa jadi membahas itu ya, kembali lagi
deh ke desaku yang berjasa bagi ku. Desaku juga masih membudayakan gotong
royong ya walau sedikit luntur. Biasanya kalau ada yang mendirikan rumah ya
masih ada yang bantulah dikit dikit, dan masih ada kerja bakti besih desa juga
kalau mau ada acara penting. Ya itulah sedikit ulasan tentang tempat tinggalku
yang selama ini menjadi saksi bisu kehidupanku dan masyarakat lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar