Komik, Kartun, Karikatur
A.KOMIK
A. Pengertian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, komik adalah cerita bergambar (di majalah, surat kabar, atau berbentuk buku) yg umumnya mudah dicerna dan lucu. Komik adalah cerita yang bertekanan pada gerak dan tindakan yang ditampilkan lewat urutan gambar yang dibuat secara khas dengan paduan kata- kata.
Secara umum komik adalah cerita bergambar yang ada gelembung- gelembung atau balon udara.
B. Ciri-ciri Komik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, komik adalah cerita bergambar (di majalah, surat kabar, atau berbentuk buku) yg umumnya mudah dicerna dan lucu. Komik adalah cerita yang bertekanan pada gerak dan tindakan yang ditampilkan lewat urutan gambar yang dibuat secara khas dengan paduan kata- kata.
Secara umum komik adalah cerita bergambar yang ada gelembung- gelembung atau balon udara.
B. Ciri-ciri Komik
- Bersifat Proposional
Dengan
membaca komik sanggup membawa pembacanya untuk
terlibat secara emosional dengan pelaku utama dalam cerita komik itu.
- Humor yang Kasar
Penggunaan bahasa lisan dan mudah dimengerti oleh orang awam.
- Bahasa Percakapan (Bahasa Pasaran)
Dengan digunakannya bahasa percakapan
sehari-hari akan lebih mengena bagi pembaca.
- Penyederhanaan Perilaku yang Menggambarkan Moral atau Jiwa Pelaku
Pola perilaku dalam cerita komik
cenderung untuk disederhanakan dan mudah diterka.
- Bersifat Kepahlawanan
Isi komik cenderung membawa pembaca untuk memuja
pahlawannya.
C. Jenis-jenis Komik
C. Jenis-jenis Komik
- Berdasar Jenis Cerita
Pembagian komik berdasarkan jenis cerita terbagi menjadi 4
macam yaitu :
1. Komik Edukasi
Komik edukasi memiliki 2 fungsi :
--> Pertama adalah fungsi hiburan
--> Kedua dapat dimanfaatkan baik langsung maupun tidak langsung untuk tujuan edukatif.
1. Komik Edukasi
Komik edukasi memiliki 2 fungsi :
--> Pertama adalah fungsi hiburan
--> Kedua dapat dimanfaatkan baik langsung maupun tidak langsung untuk tujuan edukatif.
Hal ini karena kedudukan komik yang semakin
berkembang ke arah yang baik karena masyarakat sudah menyadari nilai komersial
dan nilai edukatif yang biasa dibawanya
2. Komik Promosi (Iklan)
Komik juga mampu menumbuhkan imajinasi yang selaras dengan dunia anak, Sehingga muncul pula komik yang dipakai untuk keperluan promosi sebuah produk. Visualisasi komik promosi ini biasanya menggunakan figur superhero.
3. Komik Wayang
Komik wayang berarti komik yang bercerita tentang cerita wayang, yaitu Mahabharata yang menceritakan perang besar antara Kurawa dan Pandawa maupun cerita Ramayana yang bercerita tentang penculikan Dewi Shinta. Komik jenis ini di Indonesia muncul di tahun 60-70-an dengan beberapa komik yang mengawali masa ini yaitu; Lahirnya Gatotkatja (Keng Po), Raden Palasara karya Johnlo, Mahabharata karya R.A Kosasih yang sangat terkenal terbitan melodi dari Bandung.
4. Komik Silat
Komik silat sangatlah popular, karena tema-tema silat yang didominasi oleh adegan laga atau pertarungan sampai saat ini masih menjadi idola. Misalkan Jepang dengan ninja dan samurainya atau China dengan kungfunya. Sebut saja Naruto.
2. Komik Promosi (Iklan)
Komik juga mampu menumbuhkan imajinasi yang selaras dengan dunia anak, Sehingga muncul pula komik yang dipakai untuk keperluan promosi sebuah produk. Visualisasi komik promosi ini biasanya menggunakan figur superhero.
3. Komik Wayang
Komik wayang berarti komik yang bercerita tentang cerita wayang, yaitu Mahabharata yang menceritakan perang besar antara Kurawa dan Pandawa maupun cerita Ramayana yang bercerita tentang penculikan Dewi Shinta. Komik jenis ini di Indonesia muncul di tahun 60-70-an dengan beberapa komik yang mengawali masa ini yaitu; Lahirnya Gatotkatja (Keng Po), Raden Palasara karya Johnlo, Mahabharata karya R.A Kosasih yang sangat terkenal terbitan melodi dari Bandung.
4. Komik Silat
Komik silat sangatlah popular, karena tema-tema silat yang didominasi oleh adegan laga atau pertarungan sampai saat ini masih menjadi idola. Misalkan Jepang dengan ninja dan samurainya atau China dengan kungfunya. Sebut saja Naruto.
- Jenis Komik yang lain
1. Komik Kartun/ Karikatur
Dimana komik yang isinya hanya berupa satu tampilan, komik ini didalamnya berisi beberapa gambar tokoh yang digabungkan dengan tulisan- tulisan. Tujuan komik ini biasanya mengandung unsur kritikan, sindiran, dan humor. Sehingga dari gambar(kartun/tokoh) dan tulisan tersebut mampu memberikan sebuah arti yang jelas sehingga pembaca dapat memahami maksud dan tujuannya dari komik tersebut.
2. Komik Potongan
Komik potongan adalah penggalan-penggalan gambar yang di gabungkan menjadi satu bagian / sebuah alur cerita pendek (cerpen). Tetapi isi dari ceritanya tidak harus selesai disitu bahkan ceritanya bisa di buat bersambung dan di buat sambungan ceritanya lagi. Komik ini biasanya terdiri dari 3-6 panel bahkan lebih. Komik Potongan (Comic Strip) ini biasanya disodorkan dalan tampilan harian atau mingguan disebuah surat kabar, majalah maupun tabloid/buletin. Penyajian komik potongan ini ceritanya juga dapat berisi cerita yang humor, cerita yang serius nan asik untuk dibaca setiap epsisodenya hingga tamat ceritanya.
Dimana komik yang isinya hanya berupa satu tampilan, komik ini didalamnya berisi beberapa gambar tokoh yang digabungkan dengan tulisan- tulisan. Tujuan komik ini biasanya mengandung unsur kritikan, sindiran, dan humor. Sehingga dari gambar(kartun/tokoh) dan tulisan tersebut mampu memberikan sebuah arti yang jelas sehingga pembaca dapat memahami maksud dan tujuannya dari komik tersebut.
2. Komik Potongan
Komik potongan adalah penggalan-penggalan gambar yang di gabungkan menjadi satu bagian / sebuah alur cerita pendek (cerpen). Tetapi isi dari ceritanya tidak harus selesai disitu bahkan ceritanya bisa di buat bersambung dan di buat sambungan ceritanya lagi. Komik ini biasanya terdiri dari 3-6 panel bahkan lebih. Komik Potongan (Comic Strip) ini biasanya disodorkan dalan tampilan harian atau mingguan disebuah surat kabar, majalah maupun tabloid/buletin. Penyajian komik potongan ini ceritanya juga dapat berisi cerita yang humor, cerita yang serius nan asik untuk dibaca setiap epsisodenya hingga tamat ceritanya.
3.
Komik Tahunan
Komik ini biasanya terbit setiap satu bulan sekali bahkna bisa juga satu tahun sekali. Penerbit biasanya akan menerbitkan buku- buku komik baik itu cerita putus maupun serial putus.
4. Komik Onlinew (Web Online)
Selain media cetak, adapula media online. Dengan adanya media Internet jangkauan pembacanya bisa lebih luas daripada media cetak. Komik Online lebih menguntungkan daripada komik media cetak, karena dengan biaya yang sangat relatif lebih murah kita bisa menyebar luaskan komik yang bisa dibaca siapa saja.
5. Buku Komik
Buku komik adalah suatu cerita yang berisikan gambar- gambar, tulisan, dan cerita yang dikemas dalam sebuah buku. Buku komik ini sering kita jumpai bahkan mungkin sering kita baca. Buku komik sering disebut sebagai komik cerita pendek, yang biasanya di dalam komik ini berisikan 32 halaman tetapi ada juga komik yang berisi 48 halaman dan 64 halaman. Komik ini biasanya berisikan cerita lucu, cerita cinta (cerita remaja), superhero(pahlawan).
Komik ini biasanya terbit setiap satu bulan sekali bahkna bisa juga satu tahun sekali. Penerbit biasanya akan menerbitkan buku- buku komik baik itu cerita putus maupun serial putus.
4. Komik Onlinew (Web Online)
Selain media cetak, adapula media online. Dengan adanya media Internet jangkauan pembacanya bisa lebih luas daripada media cetak. Komik Online lebih menguntungkan daripada komik media cetak, karena dengan biaya yang sangat relatif lebih murah kita bisa menyebar luaskan komik yang bisa dibaca siapa saja.
5. Buku Komik
Buku komik adalah suatu cerita yang berisikan gambar- gambar, tulisan, dan cerita yang dikemas dalam sebuah buku. Buku komik ini sering kita jumpai bahkan mungkin sering kita baca. Buku komik sering disebut sebagai komik cerita pendek, yang biasanya di dalam komik ini berisikan 32 halaman tetapi ada juga komik yang berisi 48 halaman dan 64 halaman. Komik ini biasanya berisikan cerita lucu, cerita cinta (cerita remaja), superhero(pahlawan).
Gambar
KOMIK juga sebagai salah satu bentuk komunikasi visual mengalami diferensiasi
klasifikasi. Beberapa istilah yang dikenal untuk menyebut bentuk-bentuk seni
gambar antara lain: komik, kartun, dan karikatur. Ketiga istilah tersebut
sering tercampuradukkan satu sama lain. Kerancuan pengertian antara kartun,
komik, dan karikatur timbul karena ketiga istilah tersebut sama-sama dipakai
dalam bidang seni gambar dan belum memiliki batasan yang jelas dan masyarakat
belum mempermasalahkan istilah-istilah tersebut secara teoritis.
Will
Eisner dalam bukunya Graphic Storytelling (terbit tahun 1996)
mendefinisikan komik sebagai tatanan gambar dan balon kata yang berurutan.
Sebelumnya, di tahun 1989, dalam buku Comics and Sequential Art, Eisner
mendefinisikan sebagai “Susunan gambar dan kata-kata untuk menceritakan sesuatu
atau mendramatisasi ide.”[1] Sedangkan Scott
McCloud mendefinisikannya dengan pengertian sebagai berikut, “Komik
adalah gambar-gambar dan lambang-lambang lain yang terjukstaposisi dalam urutan
tertentu, bertujuan untuk memberikan informasi dan atau mencapai tanggapan
estetis dari pembaca.”[2]
Tidak
jauh berbeda dengan definisi McCloud, definisi komik seperti dikutip dari
majalah BOBO adalah gambar yang disusun berurutan dan saling
berhubungan. Komik bisa dibuat dalam satu kotak atau lebih. Komik yang
dibuat lebih dari satu kotak (panel, pen.) disebut komik strip. Ada juga
yang dibuat bersambung dalam banyak kotak dan dibukukan, disebut buku komik.[3]
Dengan
demikian jika didefinisikan secara sederhana, komik adalah suatu bentuk seni
yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa
sehingga membentuk jalinan cerita. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai
bentuk, mulai dari strip dalam koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk
buku tersendiri.
CONTOH:
B.KARTUN
APA
ITU KARTUN?
Kartun adalah penggambaran dalam bentuk
lukisan atau karikatur tentang orang,gagasan, atau situasi yang di desain untuk
memengaruhi opini masyarakat. Namun, ada juga kartun yang berfungsi untuk
membuat orang tersenyum seperti halnya yang dimuat dalam surat kabar. Kartun
sebagai alat bantu mempunyai manfaat penting dalam pengajaran terutama dalam
menjelaskan rangakain isi bahan dalam satu urutan logis atau mengandung makna.
KARAKTERISTIK
KARTUN
- Kartun yang baik hanya mengandung satu gagasan.
- Ciri khas kartun menggunakan karikatur, sindiran yang dilebih-lebihkan, sebagai perlambang humor pilihan.
- Kekuatan kartun untuk memengaruhi pendapat umum terletak pada kekompakannya, penyederhanaan isunya, dan perhatian yang sungguh-sungguh yang dapat dibangkiykan secara tajam melalui gambar-gambar yang mengandung humor.
- Kartun merupakan sumber informasi yang dicernakan melalui dampak visual yang kuat
SEJARAH
KARTUN
Kartun sosial politik yang modern sudah
ada di abad ke 19. Andrew Jackson dengan sistem pemerintahannya yang bobrok
telah dijadikan sasaran karikatur politik. Pada akhir tahun 1860-an, Thomas
Nast melancarkan kampanyenya dengan kartun yang terkenal menentang Tweed Ring
di New York. Nast lah yang menciptakan lambang-lambang standar kini dari
Democratic donkey dan Republic Elephant. Nast serta Kappler adalah pencipta
karakter kartun orisinil yang terkenal selama masa itu yang melukiskan suatu
pola pengkritikan terhadap individu-individu dalam arti untuk memperoleh
isu-isu yang penting. Pola ini tetap sebagai ciri dari sebagian terbesar kartun
Amerika di bidang sosial politik. Kartun psikologi digunakan untuk menyindir
individu dengan kelemahan-kelemahannya. Ahli purbakala telah menemukan
dinding-dinding bangunan kuno dengan gambar-gambar yang lucu dalam kebesaran
serta kemegahan.
Naskah-naskah abad pertengahan
melukiskan adanya bukti yang sama dari lelucon yang menyegarkan ditujukan
langsung kepada orang-orang dan kelompok utama masyarakat pada waktu itu. Salah
seorang penulis menggambarkan suatu kiasan antara fungsi tokoh lelucon di zaman
abad pertengahan dengan kebanyakan kartunis modern kini.
MEMILIH DAN MENILAI KARTUN
Pengetahuan dalam
memilih kartun yang berkualitas sangat membantu untuk tujuan pengajaran. Adapan
ketentuan dalam memilih dan menilai kartun:
1 Pemakaiannya sesuai dengan tingkat
pengalaman
Pertimbangan pertama adalah arti kartun
hendaknya dapat dimengerti oleh para siswa pada saat kartun tersebut digunakan.
Peneliatian Schaffer mengenai penafsiran anak-anak terhadap kartun-kartun
sosial politik mengungkapkan bahwa pada umumnya anak-anak mulai menafsirkan
kartun-kartun semacam ini pada usia 13 tahun. Selanjutnya suatu analisis dari
penafsiran-penafsiran yang keliru menunjukkan bahwa tidak adanya pengertian
dari unsur-unsur kata dalam keterangan kartun. Dengan kata lain, kurangnya
latar belakang yang memadai dalam memberikan arti yang tepat kepada kata-kata
yang digunakan merupakan penyebab utama dari kesalahan menafsirkan kartun.
2. Kesederhanaan
Memperkirakan arti kartun dapat
dimengerti, berarti ada beberapa perwatakan fisik yang diinginkan dari
kartun-kartu yang baik. Satu diantaranya adalah kesederhanaan. Secara umum dapat dikatakan bahwa kartun-kartun yang
baik hanya berisi hal yang penting-penting saja. Kartun banyak bergantung pada
kunci perwatakan untuk pengenalan terhadap rincian fotografis yang luas. Puncak
topi Paman Sam dengan celana bergarisnya, dagu Roosevelt dan pipa sigarette
serta alis tebal John L. Lewis merupakan contoh-contoh yang dikenal betul.
Sedikit garis tajam, beberapa bayangan dan latar belakang yang perlu di-sket
terang merupakan bahan-bahan mekanik yang prinsipil dari kartun yang baik dan
bermutu. Kemampuan imajinasi dan daya cipta artistik pencipta kartun tampak
dari keseluruhan pengaruh yang dapat dicapai melalui unsur-unsur fisik dan
gagasannya. Perwatakan fisik lainnya adalah singkatnya ketengan. Beberapa kartun bahkan tidak memerlukan
keterangan sama sekali, karena lukisan itu sendiri telah menyampaikan gagasan
tanpa bantuan kata-kata.
Walaupun kartun sosial politik biasanya
memerlukan keterangan namun harus jelas, singkat, dan langsung. Penjelasan yang
panjang lebar tidak perlu jika kartun dibentuk serta dibuat dengan baik.
3. Lambang yang Jelas
Ciri ketiga dari kartun yang efektif
adalah kejelasan dari pengertian-pengertian simbolis. John Bull, Paman Sam
merupakan lambang kartun yang mudah dimengerti dengan baik oleh masyarakat.
Lambang-lambang yang menggambarkan konsep-konsep yang lebih abstrak, seperti
hak-hak negara, kemanusiaan, kemerdekaan sulit disampaikan. Dalam hal ini maka
kemampuan si pencipta kartun dihadapkan kepada tantangan berat. Sehubungan
dengan hal itu, para guru haruslah berhati-hati dalam memilih kartun-kartun
dengan lambang-lambangnya dan tidak terlalu sukar dipahami oleh para siswa.
APA
SAJA KEGUNAAN KARTUN?
·
UNTUK MEMOTIVASI
Sesuai dengan watak kartun yang efektif
akan menarik perhatian serta menumbuhkan minat belajar siswa. Ini menunjukkan
bahan-bahan kartun bisa menjadi alat motivasi yang berguna di kelas. Beberapa
kartun dengan topik yang sedang hangat, bilamana cocok dengan tujuan pengajaran
merupakan pembuka diskusi yang efektif.
·
SEBAGAI ILUSTRASI
Seorang guru melaporkan hasil efektif
dari penggunaan kartun-kartun dalam menggambarkan konsep ilmiah pengajaran
sains. Sebagian dipakai untuk mengemukakan beberapa pertanyaan tentang ada tidaknya
situasi ilmiah yang dapat digambarkan dalam kartun. Sebagian lagi menggambarkan
kesalahan-kesalahan dalam menafsirkan isi yang terkandung dalam kartun. Ini
berarti kartun dapat digunakan sebagai ilustrasi dalam kegaiatan pengajaran.
Namun demikian, guru perlu selektif
dalam memilih kartun untuk mrnjaga reaksi lelucon yang murni di antara siswa
dan tidak kehilangan perhatian kepada bagian-bagian yang terinci yang tidak ada
hubungannya dengan maksud pembuat kartun. Pemakaian kartun mempunyai dua macam
keuntungan berharga, yaitu gambar-gambarnya yang dapat menarik perhatian
sehingga pelajaran lebih berarti dan sebagai selingan serta variasi dalam
mengajar.
·
UNTUK KEGIATAN SISWA
Jenis
lain dari kartun yang digunakan adalah kreasi kartun-kartun yang dibuat siswa
sendiri. Para siswa membuat kartun untuk menumbuhkan minat dalam kampanye,
seperti kebersihan, keselamatan mengemudi, dll. Maksud dari hasil karya siswa
itu, yang berisi jenis lelucon yang sesuai dengan tingkat kematangannya adalah
menyauarakan perasaan siswa. Kartun-kartun yang dibaut para siswa dapat
dimanfaatkan untuk keperluan pengajaran. Ilmu sosial umumnya merupakan
gagasan-gagasan dari pembuatan kartun-kartun. Kasusteraan dan tata bahasa pun
memberi kesempatan bagi penggambaran kartun sebagai ilustrasi dari pengetahuan
yang diperoleh para siswa.
Sedangkan
istilah kartun menurut Sunarto berasal dari kata bahasa Inggris cartoon
yang berarti kertas tebal yang digunakan untuk membuat sketsa rancangan dalam
pembuatan fresco (lukisan dinding). Pada tahun 1843, balaikota
London mengadakan sayembara pembuatan cartoon untuk lukisan dinding
gedungnya. Hasil karya para peserta dipamerkan di balaikota. Saat itu Majalah
satir “Punch” memuat gambar sindir karya John Leech berjudul Cartoon No.1,
memprotes gagasan Balaikota yang dianggap pemborosan. Punch merupakan
majalah satir yang menjadi media kritik kebijakan pemerintah yang tidak sesuai
aspirasi masyarakat. Sejak itu kata cartoon mulai dipakai untuk menyebut
gambar sindir. Secara sederhana, Sunarto mendefinisikan kartun sebagai “Gambar
yang berisi kritikan, cerita jenaka, atau humor. Kartun biasa digambar dalam
satu panel dengan atau tidak disertai kalimat penjelas (caption).[4]
Salah
satu fungsi yang dimiliki kartun adalah untuk menyindir. Hal ini bisa
disamaartikan dengan mengkritik. Paradopo menyatakan, “Kritik dalam artinya
yang paling tajam adalah penghakiman (judgement)“.[5] Sebagai penghakiman,
kritik merupakan hasil pertimbangan terhadap situasi yang terjadi.
Kartun
dapat menampilkan satir dari peristiwa aktual dan ejekan terhadap berbagai
tingkah laku yang memasyarakat dan merupakan alat protes dalam bentuk banyolan.
Bonneff secara luas mengungkapkan bahwa tokoh di dalam kartun yang sama dari
hari ke hari, dari minggu ke minggu seringkali menjadi juru bicara kritik
sosial atau sebaliknya, menjadi korban dari sebuah sistem. Di tengah banyolan,
tokoh yang sangat dikenal itu membentuk ciri khas, berjuang dalam kehidupan
sehari-hari yang penuh suka duka. Tokoh tersebut juga bergerak dalam lingkungan
sehari-hari, punya kenalan, kerabat, dan kenalan—bergantung pada suasana yang
ingin diciptakan kartunis.[6]
Fungsi
kritik tersebutlah yang menjadikan kartun sebagai salah satu modal media
massa/pers dalam melakukan kritik terhadap situasi politik atau sosial yang
sedang berkembang. Media massa/pers yang selain memiliki fungsi menyampaikan
informasi, juga berfungsi sebagai media hiburan, media pendidikan, media
propaganda, alat kontrol terhadap pemerintah atau jalannya pemerintahan—dirujuk
dengan istilah ‘anjing penjaga’ (watch dog)—dan juga sebagai alat
dokumenter sejarah kehidupan masyarakat tertentu secara sinkronis. Dalam
menjalankan fungsinya, media massa tidak hanya memproduksi berita, tetapi juga
editorial, foto, iklan, dan lain sebagainya termasuk kartun.
Berdasarkan
sasaran kritik, Hidayat menggolongkan kartun menjadi tiga jenis, yaitu: 1)
kartun politis, merupakan kartun yang mengangkat permasalahan politik yang
sedang terjadi. Kartun jenis ini biasa terdapat di media massa, digunakan untuk
menyampaikan pandangan politis suatu media; 2) kartun sosial, merupakan kartun
yang mengangkat permasalahan sosial yang terjadi. 3) kartun moral, merupakan
kartun yang digunakan untuk mengungkapkan suatu nilai moral tertentu.[9]
Adapun
ragam kartun antara lain: 1) kartun murni (gags cartoon), kartun yang
dimaksudkan sebagai gambar lucu untuk mengolok-olok tanpa bermaksud mengulas
suatu permasalahan atau peristiwa aktual; 2) kartun animasi, kartun yang dapat
bergerak atau hidup, yang terdiri dari susunan gambar yang direkam dan
ditayangkan di televisi atau layar film, disebut juga film kartun; 3) kartun
komik, kartun yang terdiri atas kotak-kotak (panel) yang menampilkan alur
cerita; 4) kartun editorial (editorial cartoon), kartun yang
menitikberatkan misinya pada kritik dan yang merupakan visualisasi editorial/
tajuk rencana sebuah media cetak; 5) kartun politik (political
cartoon), kartun yang menitikberatkan sasarannya pada masalah-masalah
politik.[10]
C.KARIKATUR
1. Pengertian
Media Pembelajaran KarikaturMedia pembelajaran karikatur adalah media pembelajaran dalam bentuk gambar yang bermuatan humor dengan obyek manusia atau benda yang digambarkan dengan pemiuhan tubuh atau wajah serta mengandung suatu makna tertentu bagi pembaca. Kondisi serta pengkondisian siswa yang dilakukan oleh guru menjadi salah satu syarat terciptanya kegiatan belajar dan mengajar yang kondusif. Media karikatur menjadi salah satu alternatif pilihan sebagai media pembelajaran tersebut.
2. Klasifikasi Media Pembelajaran Karikatur
Media pembelajaran dengan karikatur merupakan salah satu jenis media pembelajaran visual karena karikatur merupakan media yang dapat diamati oleh indera penglihatan, atau dapat dilihat, dipandang, diperhatikan, disimak oleh siswa dengan baik.
3. Fungsi Media Pembelajaran Karikatur
Karikatur berfungsi menyampaikan pesan dan pelajaran dengan bingkai kemasan yang menarik sehingga mampu menarik perhatian siswa untuk membacanya. Ketika siswa melihat gambar karikatur tersebut, maka siswa akan berusaha menangkap isi pesan serta pelajaran yang terkandung di dalam karikatur tersebut.
Terlepas dari sampai atau tidaknya pesan tersebut, namun umumnya karikatur mampu menarik perhatian sebagian besar siswa. Hal inilah yang menjadi modal dasar guru sebelum menyampaikan pelajaran yang lebih kompleks. Selain itu karikatur juga memiliki tujuan sebagai hiburan bagi siswa yang lelah terhadap materi pelajaran, di samping fungsinya sebagai media pembelajaran bagi siswa.
4. Manfaat Media Pembelajaran Karikatur
Adapun beberapa manfaat media pembelajaran dengan karikatur adalah sebagai berikut:
1.
Menarik
minat siswa hingga dapat meningkatkan minat belajar.
2.
Lebih
memperjelas makna bahan pelajaran sehingga lebih mudah dipahami dan
memungkinkan siswa dapat menguasai tujuan pembelajaran dengan baik.
3.
Membuat
variasi metode mengajar sehingga tidak semata-mata komunikasi verbal antara
guru dan siswa. Dengan demikian siswa tidak akan bosan dengan gaya mengajar
guru yang itu-itu saja.
4.
Lebih
memperbanyak siswa melakukan kegiatan belajar, karena selain dari penjelasan
guru, siswa juga mengamati serta memikirkan masalah dan pesan yang terkandung
dalam karikatur tersebut.
5.
Dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran serta hasilnya yang berkenaan dengan daya
pikir siswa.
0 komentar:
Posting Komentar