Pages

Subscribe:

Selasa, 20 Oktober 2015



Komik, Kartun, Karikatur
A.KOMIK
A. Pengertian
            Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, komik adalah cerita bergambar (di majalah, surat kabar, atau berbentuk buku) yg umumnya mudah dicerna dan lucu. Komik adalah cerita yang bertekanan pada gerak dan tindakan yang ditampilkan lewat urutan gambar yang dibuat secara khas dengan paduan kata- kata.

Secara  umum komik adalah cerita bergambar yang ada gelembung- gelembung atau balon udara.

B. Ciri-ciri Komik
  • Bersifat Proposional
 Dengan  membaca  komik  sanggup  membawa pembacanya  untuk  terlibat secara emosional dengan pelaku utama dalam cerita komik itu.
  • Humor yang Kasar
          Penggunaan bahasa lisan dan mudah dimengerti oleh orang awam.
  • Bahasa Percakapan (Bahasa Pasaran)
          Dengan  digunakannya  bahasa  percakapan sehari-hari akan  lebih  mengena bagi pembaca.
  • Penyederhanaan Perilaku yang Menggambarkan Moral atau Jiwa Pelaku
          Pola  perilaku  dalam  cerita komik  cenderung  untuk disederhanakan  dan mudah diterka.

  • Bersifat Kepahlawanan
           Isi komik cenderung membawa pembaca untuk memuja pahlawannya.

C. Jenis-jenis Komik
  • Berdasar Jenis Cerita
           Pembagian komik berdasarkan jenis cerita terbagi menjadi 4 macam yaitu  :
     1. Komik Edukasi
         Komik edukasi memiliki 2 fungsi :
         --> Pertama adalah fungsi hiburan
         --> Kedua dapat dimanfaatkan baik langsung maupun tidak langsung untuk tujuan edukatif.
 Hal ini karena kedudukan komik yang semakin berkembang ke arah yang baik karena masyarakat sudah menyadari nilai komersial dan nilai edukatif yang biasa dibawanya

      2. Komik Promosi (Iklan)
          Komik juga mampu menumbuhkan imajinasi yang selaras dengan dunia anak, Sehingga muncul pula komik yang dipakai untuk keperluan promosi sebuah produk. Visualisasi komik promosi ini biasanya menggunakan figur superhero.

      3. Komik Wayang
          Komik wayang berarti komik yang bercerita tentang cerita wayang, yaitu Mahabharata yang menceritakan perang besar antara Kurawa dan Pandawa maupun cerita Ramayana yang bercerita tentang penculikan Dewi Shinta. Komik jenis ini di Indonesia muncul di tahun 60-70-an dengan beberapa komik yang mengawali masa ini yaitu; Lahirnya Gatotkatja (Keng Po), Raden Palasara karya Johnlo, Mahabharata karya R.A Kosasih yang sangat terkenal terbitan melodi dari Bandung.

      4. Komik Silat
          Komik silat sangatlah popular, karena tema-tema silat yang didominasi oleh adegan laga atau pertarungan sampai saat ini masih menjadi idola. Misalkan Jepang dengan ninja dan samurainya atau China dengan kungfunya. Sebut saja Naruto.
  • Jenis Komik yang lain
      1. Komik Kartun/ Karikatur
          Dimana komik yang isinya hanya berupa satu tampilan, komik ini didalamnya berisi beberapa gambar tokoh yang digabungkan dengan tulisan- tulisan. Tujuan komik ini biasanya mengandung unsur kritikan, sindiran, dan humor. Sehingga dari gambar(kartun/tokoh) dan tulisan tersebut mampu memberikan sebuah arti yang jelas sehingga pembaca dapat memahami maksud dan tujuannya dari komik tersebut.

      2. Komik Potongan
          Komik potongan adalah penggalan-penggalan gambar yang di gabungkan menjadi satu bagian / sebuah alur cerita pendek (cerpen). Tetapi  isi dari ceritanya tidak harus selesai disitu bahkan ceritanya bisa di buat bersambung dan di buat sambungan ceritanya lagi. Komik ini biasanya terdiri dari 3-6 panel bahkan lebih. Komik Potongan (Comic Strip) ini biasanya disodorkan dalan tampilan harian atau mingguan disebuah surat kabar, majalah maupun tabloid/buletin. Penyajian komik potongan ini ceritanya  juga dapat berisi cerita yang humor, cerita yang serius nan asik untuk dibaca setiap epsisodenya hingga tamat ceritanya.

     
3. Komik Tahunan
          Komik ini biasanya terbit setiap satu bulan sekali bahkna bisa juga satu tahun sekali. Penerbit biasanya akan menerbitkan buku- buku komik baik itu cerita putus maupun serial putus.

      4. Komik Onlinew (Web Online)
          Selain media cetak, adapula media online. Dengan adanya media Internet jangkauan pembacanya bisa lebih luas daripada media cetak. Komik Online lebih menguntungkan daripada komik media cetak, karena dengan biaya yang sangat relatif lebih murah kita bisa menyebar luaskan komik yang bisa dibaca siapa saja.

      5. Buku Komik
          Buku komik adalah suatu cerita yang berisikan gambar- gambar, tulisan, dan cerita yang dikemas dalam sebuah buku. Buku komik ini sering kita jumpai bahkan mungkin sering kita baca. Buku komik sering disebut sebagai komik cerita pendek, yang biasanya di dalam komik ini berisikan 32 halaman tetapi ada juga komik yang berisi 48 halaman dan 64 halaman. Komik ini biasanya berisikan cerita lucu, cerita cinta (cerita remaja), superhero(pahlawan).
Gambar KOMIK juga sebagai salah satu bentuk komunikasi visual mengalami diferensiasi klasifikasi. Beberapa istilah yang dikenal untuk menyebut bentuk-bentuk seni gambar antara lain: komik, kartun, dan karikatur. Ketiga istilah tersebut sering tercampuradukkan satu sama lain. Kerancuan pengertian antara kartun, komik, dan karikatur timbul karena ketiga istilah tersebut sama-sama dipakai dalam bidang seni gambar dan belum memiliki batasan yang jelas dan masyarakat belum mempermasalahkan istilah-istilah tersebut secara teoritis.
Will Eisner dalam bukunya Graphic Storytelling (terbit tahun 1996) mendefinisikan komik sebagai tatanan gambar dan balon kata yang berurutan. Sebelumnya, di tahun 1989, dalam buku Comics and Sequential Art, Eisner mendefinisikan sebagai “Susunan gambar dan kata-kata untuk menceritakan sesuatu atau mendramatisasi ide.”[1] Sedangkan Scott McCloud mendefinisikannya  dengan pengertian sebagai berikut, “Komik adalah gambar-gambar dan lambang-lambang lain yang terjukstaposisi dalam urutan tertentu, bertujuan untuk memberikan informasi dan atau mencapai tanggapan estetis dari pembaca.”[2]
Tidak jauh berbeda dengan definisi McCloud, definisi komik seperti dikutip dari majalah BOBO adalah gambar yang disusun berurutan dan saling berhubungan.  Komik bisa dibuat dalam satu kotak atau lebih. Komik yang dibuat lebih dari satu kotak (panel, pen.) disebut komik strip. Ada juga yang dibuat bersambung dalam banyak kotak dan dibukukan, disebut buku komik.[3]
Dengan demikian jika didefinisikan secara sederhana, komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk buku tersendiri.
CONTOH:
 

B.KARTUN
APA ITU KARTUN?
Kartun adalah penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang orang,gagasan, atau situasi yang di desain untuk memengaruhi opini masyarakat. Namun, ada juga kartun yang berfungsi untuk membuat orang tersenyum seperti halnya yang dimuat dalam surat kabar. Kartun sebagai alat bantu mempunyai manfaat penting dalam pengajaran terutama dalam menjelaskan rangakain isi bahan dalam satu urutan logis atau mengandung makna.




KARAKTERISTIK KARTUN
  • Kartun yang baik hanya mengandung satu gagasan.
  • Ciri khas kartun menggunakan karikatur, sindiran yang dilebih-lebihkan, sebagai perlambang humor pilihan.
  • Kekuatan kartun untuk memengaruhi pendapat umum terletak pada kekompakannya, penyederhanaan isunya, dan perhatian yang sungguh-sungguh yang dapat dibangkiykan secara tajam melalui gambar-gambar yang mengandung humor.
  • Kartun merupakan sumber informasi yang dicernakan melalui dampak visual yang kuat

SEJARAH KARTUN
Kartun sosial politik yang modern sudah ada di abad ke 19. Andrew Jackson dengan sistem pemerintahannya yang bobrok telah dijadikan sasaran karikatur politik. Pada akhir tahun 1860-an, Thomas Nast melancarkan kampanyenya dengan kartun yang terkenal menentang Tweed Ring di New York. Nast lah yang menciptakan lambang-lambang standar kini dari Democratic donkey dan Republic Elephant. Nast serta Kappler adalah pencipta karakter kartun orisinil yang terkenal selama masa itu yang melukiskan suatu pola pengkritikan terhadap individu-individu dalam arti untuk memperoleh isu-isu yang penting. Pola ini tetap sebagai ciri dari sebagian terbesar kartun Amerika di bidang sosial politik. Kartun psikologi digunakan untuk menyindir individu dengan kelemahan-kelemahannya. Ahli purbakala telah menemukan dinding-dinding bangunan kuno dengan gambar-gambar yang lucu dalam kebesaran serta kemegahan.
Naskah-naskah abad pertengahan melukiskan adanya bukti yang sama dari lelucon yang menyegarkan ditujukan langsung kepada orang-orang dan kelompok utama masyarakat pada waktu itu. Salah seorang penulis menggambarkan suatu kiasan antara fungsi tokoh lelucon di zaman abad pertengahan dengan kebanyakan kartunis modern kini.



MEMILIH DAN MENILAI KARTUN
 Pengetahuan dalam memilih kartun yang berkualitas sangat membantu untuk tujuan pengajaran. Adapan ketentuan dalam memilih dan menilai kartun:

     1 Pemakaiannya sesuai dengan tingkat pengalaman
Pertimbangan pertama adalah arti kartun hendaknya dapat dimengerti oleh para siswa pada saat kartun tersebut digunakan. Peneliatian Schaffer mengenai penafsiran anak-anak terhadap kartun-kartun sosial politik mengungkapkan bahwa pada umumnya anak-anak mulai menafsirkan kartun-kartun semacam ini pada usia 13 tahun. Selanjutnya suatu analisis dari penafsiran-penafsiran yang keliru menunjukkan bahwa tidak adanya pengertian dari unsur-unsur kata dalam keterangan kartun. Dengan kata lain, kurangnya latar belakang yang memadai dalam memberikan arti yang tepat kepada kata-kata yang digunakan merupakan penyebab utama dari kesalahan menafsirkan kartun.
     2. Kesederhanaan
Memperkirakan arti kartun dapat dimengerti, berarti ada beberapa perwatakan fisik yang diinginkan dari kartun-kartu yang baik. Satu diantaranya adalah kesederhanaan. Secara umum dapat dikatakan bahwa kartun-kartun yang baik hanya berisi hal yang penting-penting saja. Kartun banyak bergantung pada kunci perwatakan untuk pengenalan terhadap rincian fotografis yang luas. Puncak topi Paman Sam dengan celana bergarisnya, dagu Roosevelt dan pipa sigarette serta alis tebal John L. Lewis merupakan contoh-contoh yang dikenal betul. Sedikit garis tajam, beberapa bayangan dan latar belakang yang perlu di-sket terang merupakan bahan-bahan mekanik yang prinsipil dari kartun yang baik dan bermutu. Kemampuan imajinasi dan daya cipta artistik pencipta kartun tampak dari keseluruhan pengaruh yang dapat dicapai melalui unsur-unsur fisik dan gagasannya. Perwatakan fisik lainnya adalah singkatnya ketengan. Beberapa kartun bahkan tidak memerlukan keterangan sama sekali, karena lukisan itu sendiri telah menyampaikan gagasan tanpa bantuan kata-kata.

 Walaupun kartun sosial politik biasanya memerlukan keterangan namun harus jelas, singkat, dan langsung. Penjelasan yang panjang lebar tidak perlu jika kartun dibentuk serta dibuat dengan baik.
     3. Lambang yang Jelas
Ciri ketiga dari kartun yang efektif adalah kejelasan dari pengertian-pengertian simbolis. John Bull, Paman Sam merupakan lambang kartun yang mudah dimengerti dengan baik oleh masyarakat. Lambang-lambang yang menggambarkan konsep-konsep yang lebih abstrak, seperti hak-hak negara, kemanusiaan, kemerdekaan sulit disampaikan. Dalam hal ini maka kemampuan si pencipta kartun dihadapkan kepada tantangan berat. Sehubungan dengan hal itu, para guru haruslah berhati-hati dalam memilih kartun-kartun dengan lambang-lambangnya dan tidak terlalu sukar dipahami oleh para siswa.

APA SAJA KEGUNAAN KARTUN?

·         UNTUK MEMOTIVASI
Sesuai dengan watak kartun yang efektif akan menarik perhatian serta menumbuhkan minat belajar siswa. Ini menunjukkan bahan-bahan kartun bisa menjadi alat motivasi yang berguna di kelas. Beberapa kartun dengan topik yang sedang hangat, bilamana cocok dengan tujuan pengajaran merupakan pembuka diskusi yang efektif.

·         SEBAGAI ILUSTRASI
Seorang guru melaporkan hasil efektif dari penggunaan kartun-kartun dalam menggambarkan konsep ilmiah pengajaran sains. Sebagian dipakai untuk mengemukakan beberapa pertanyaan tentang ada tidaknya situasi ilmiah yang dapat digambarkan dalam kartun. Sebagian lagi menggambarkan kesalahan-kesalahan dalam menafsirkan isi yang terkandung dalam kartun. Ini berarti kartun dapat digunakan sebagai ilustrasi dalam kegaiatan pengajaran.



Namun demikian, guru perlu selektif dalam memilih kartun untuk mrnjaga reaksi lelucon yang murni di antara siswa dan tidak kehilangan perhatian kepada bagian-bagian yang terinci yang tidak ada hubungannya dengan maksud pembuat kartun. Pemakaian kartun mempunyai dua macam keuntungan berharga, yaitu gambar-gambarnya yang dapat menarik perhatian sehingga pelajaran lebih berarti dan sebagai selingan serta variasi dalam mengajar.

·         UNTUK KEGIATAN SISWA
Jenis lain dari kartun yang digunakan adalah kreasi kartun-kartun yang dibuat siswa sendiri. Para siswa membuat kartun untuk menumbuhkan minat dalam kampanye, seperti kebersihan, keselamatan mengemudi, dll. Maksud dari hasil karya siswa itu, yang berisi jenis lelucon yang sesuai dengan tingkat kematangannya adalah menyauarakan perasaan siswa. Kartun-kartun yang dibaut para siswa dapat dimanfaatkan untuk keperluan pengajaran. Ilmu sosial umumnya merupakan gagasan-gagasan dari pembuatan kartun-kartun. Kasusteraan dan tata bahasa pun memberi kesempatan bagi penggambaran kartun sebagai ilustrasi dari pengetahuan yang diperoleh para siswa.
Sedangkan istilah kartun menurut Sunarto berasal dari kata bahasa Inggris cartoon yang berarti kertas tebal yang digunakan untuk membuat sketsa rancangan dalam pembuatan  fresco (lukisan dinding). Pada tahun 1843, balaikota London mengadakan sayembara pembuatan cartoon untuk lukisan dinding gedungnya. Hasil karya para peserta dipamerkan di balaikota. Saat itu Majalah satir “Punch” memuat gambar sindir karya John Leech berjudul Cartoon No.1, memprotes gagasan Balaikota yang dianggap pemborosan. Punch merupakan majalah satir yang menjadi media kritik kebijakan pemerintah yang tidak sesuai aspirasi masyarakat. Sejak itu kata cartoon mulai dipakai untuk menyebut gambar sindir. Secara sederhana, Sunarto mendefinisikan kartun sebagai “Gambar yang berisi kritikan, cerita jenaka, atau humor. Kartun biasa digambar dalam satu panel dengan atau tidak disertai kalimat penjelas (caption).[4]
Salah satu fungsi yang dimiliki kartun adalah untuk menyindir. Hal ini bisa disamaartikan dengan mengkritik. Paradopo menyatakan, “Kritik dalam artinya yang paling tajam adalah penghakiman (judgement).[5] Sebagai penghakiman, kritik merupakan hasil pertimbangan terhadap situasi yang terjadi.


Kartun dapat menampilkan satir dari peristiwa aktual dan ejekan terhadap berbagai tingkah laku yang memasyarakat dan merupakan alat protes dalam bentuk banyolan. Bonneff secara luas mengungkapkan bahwa tokoh di dalam kartun yang sama dari hari ke hari, dari minggu ke minggu seringkali menjadi juru bicara kritik sosial atau sebaliknya, menjadi korban dari sebuah sistem. Di tengah banyolan, tokoh yang sangat dikenal itu membentuk ciri khas, berjuang dalam kehidupan sehari-hari yang penuh suka duka. Tokoh tersebut juga bergerak dalam lingkungan sehari-hari, punya kenalan, kerabat, dan kenalan—bergantung pada suasana yang ingin diciptakan kartunis.[6]
Fungsi kritik tersebutlah yang menjadikan kartun sebagai salah satu modal media massa/pers dalam melakukan kritik terhadap situasi politik atau sosial yang sedang berkembang. Media massa/pers yang selain memiliki fungsi menyampaikan informasi, juga berfungsi sebagai media hiburan, media pendidikan, media propaganda, alat kontrol terhadap pemerintah atau jalannya pemerintahan—dirujuk dengan istilah ‘anjing penjaga’ (watch dog)—dan juga sebagai alat dokumenter sejarah kehidupan masyarakat tertentu secara sinkronis. Dalam menjalankan fungsinya, media massa tidak hanya memproduksi berita, tetapi juga editorial, foto, iklan, dan lain sebagainya termasuk kartun.
Berdasarkan sasaran kritik, Hidayat menggolongkan kartun menjadi tiga jenis, yaitu: 1) kartun politis, merupakan kartun yang mengangkat permasalahan politik yang sedang terjadi. Kartun jenis ini biasa terdapat di media massa, digunakan untuk menyampaikan pandangan politis suatu media; 2) kartun sosial, merupakan kartun yang mengangkat permasalahan sosial yang terjadi. 3) kartun moral, merupakan kartun yang digunakan untuk mengungkapkan suatu nilai moral tertentu.[9]
Adapun ragam kartun antara lain: 1) kartun murni (gags cartoon), kartun yang dimaksudkan sebagai gambar lucu untuk mengolok-olok tanpa bermaksud mengulas suatu permasalahan atau peristiwa aktual; 2) kartun animasi, kartun yang dapat bergerak atau hidup, yang terdiri dari susunan gambar yang direkam dan ditayangkan di televisi atau layar film, disebut juga film kartun; 3) kartun komik, kartun yang terdiri atas kotak-kotak (panel) yang menampilkan alur cerita; 4) kartun editorial (editorial cartoon), kartun yang  menitikberatkan misinya pada kritik dan yang merupakan visualisasi editorial/ tajuk rencana sebuah media cetak; 5) kartun politik (political cartoon), kartun yang  menitikberatkan sasarannya pada masalah-masalah politik.[10]

C.KARIKATUR
1. Pengertian Media Pembelajaran Karikatur
Media pembelajaran karikatur adalah media pembelajaran dalam bentuk gambar yang bermuatan humor dengan obyek manusia atau benda yang digambarkan dengan pemiuhan tubuh atau wajah serta mengandung suatu makna tertentu bagi pembaca. Kondisi serta pengkondisian siswa yang dilakukan oleh guru menjadi salah satu syarat terciptanya kegiatan belajar dan mengajar yang kondusif. Media karikatur menjadi salah satu alternatif pilihan sebagai media pembelajaran tersebut.
2. Klasifikasi Media Pembelajaran Karikatur
Media pembelajaran dengan karikatur merupakan salah satu jenis media pembelajaran visual karena karikatur merupakan media yang dapat diamati oleh indera penglihatan, atau dapat dilihat, dipandang, diperhatikan, disimak oleh siswa dengan baik.
3. Fungsi Media Pembelajaran Karikatur
Karikatur berfungsi menyampaikan pesan dan pelajaran dengan bingkai kemasan yang menarik sehingga mampu menarik perhatian siswa untuk membacanya. Ketika siswa melihat gambar karikatur tersebut, maka siswa akan berusaha menangkap isi pesan serta pelajaran yang terkandung di dalam karikatur tersebut.
Terlepas dari sampai atau tidaknya pesan tersebut, namun umumnya karikatur mampu menarik perhatian sebagian besar siswa. Hal inilah yang menjadi modal dasar guru sebelum menyampaikan pelajaran yang lebih kompleks. Selain itu karikatur juga memiliki tujuan sebagai hiburan bagi siswa yang lelah terhadap materi pelajaran, di samping fungsinya sebagai media pembelajaran bagi siswa.
4. Manfaat Media Pembelajaran Karikatur
Adapun beberapa manfaat media pembelajaran dengan karikatur adalah sebagai berikut:
1.    Menarik minat siswa hingga dapat meningkatkan minat belajar.
2.    Lebih memperjelas makna bahan pelajaran sehingga lebih mudah dipahami dan memungkinkan siswa dapat menguasai tujuan pembelajaran dengan baik.
3.    Membuat variasi metode mengajar sehingga tidak semata-mata komunikasi verbal antara guru dan siswa. Dengan demikian siswa tidak akan bosan dengan gaya mengajar guru yang itu-itu saja.
4.    Lebih memperbanyak siswa melakukan kegiatan belajar, karena selain dari penjelasan guru, siswa juga mengamati serta memikirkan masalah dan pesan yang terkandung dalam karikatur tersebut.
5.    Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran serta hasilnya yang berkenaan dengan daya pikir siswa.

0 komentar:

Posting Komentar